PHDI SIDOARJO

Sunday 18 April 2010

Rapat Parisada Sidoarjo Bahas Berbagai Hal


Hari Minggu tgl. 18 April jam 19.00 Wib jajaran Parisada Sidoarjo mengadakan rapat rutin bersama para Ketua Sektor yang dihadiri juga oleh Ketua Walaka Parisada Sidoarjo. Tujuan rapat tersebut adalah menindak lanjuti hasil rapat-rapat sebelumnya antara lain menyepakati besaran Dana Paramitha dan menetapkan aturan tentang Suka-duka umat Hindu Sidoarjo. Dana Paramitha adalah dana yang disumbangan oleh warga Hindu Sidoarjo setiap Piodalan di Pura Jala Siddhi Amertha dan di Pura Penataran Agung Margo Wening Krembung. Besaran dana Paramitha yang disepakati pada rapat tersebut adalah sebesar Rp.30.000,- setiap KK. Jadi dengan demikian setiap tahun umat membayar Dana Paramitha sebanyak 4 (empat kali), karena Piodalan di masing-masing Pura sebanyak 2 kali dalam setahun. Disepakati pula bahwa 10% dari Dana Paramitha tersebut disumbangkan ke Pura Nirwana Jati Sekelor untuk membantu pembangunan Bale Tajuk. Kemudian masalah Paguyuban Suka Duka juga disepakati bahwa setiap ada warga yang meninggal dunia maka setiap KK wajib memberi sumbangan kematian kepada sebesar Rp.15.000,- setiap KK, dan diserahkan kepada yang kedukaan sebesar Rp. 6 juta. Yang agak rumit adalah soal bagaimana menentukan sebuah KK. Disepakati bahwa KK terdiri dari Ayah-Ibu-dan anak-anak yang belum menikah. Jika anak sudah menikah maka harus membuat KK baru dan dikenakan Dana Paramita maupun Dana Paguyuban Suka Duka tersendiri. Dipertegas juga bahwa kakek dan nenek tidak termasuk dalam KK Paguyuban Suka Duka ini. Jika kakek-nenek meninggal dunia sepenuhnya tanggung jawab purtanya dan tidak mendapat bantuan Paguyuban Suka Duka sebesar Rp. 6 juta tersebut. Hal lain juga dibahas sekilas rencana Parisada untuk mengadakan Potong Gigi massal sekitar bulan Juli yang akan datang, namun ini baru sebatas wacana, mungkin minggu depan baru akan dibentuk Panitia Potong Gigi massal tersebut. Bahasan yang terakhri adalah pembentukan Panitia Piodalan di Pura Penataran Agung Margowening Krembung yang jatuh pada tgl. 22 Mei 2010 bertepatan dengan Hari Raya Kuningan. Rapat ditutup sektar jam 22.00 oleh Ketua Parisada Sidoarjo Anom Mediana. (Mr.Pink)

Saturday 17 April 2010

Sebelum Samskara Wiwaha wajib di Konseling

Aturan konseling sebenarnya sudah ada sejak lama yang dikeluarkan oleh PHDI Pusat, dimana setiap ada rencana Samskara Wiwaha, dimana jika salah satu dari calon mempelia berasal dari non Hindu, kemudian berkeinginan untuk masuk agama Hindu maka wajib terlebih dahulu dikonseling oleh Parisada setempat. Aturan wajib konseling ini, mulai diterapkan secara konsisten oleh Parisada Sidoarjo yang baru ini. Oleh karena itu Anom Mediana selalu Ketua Parisada Sidoarjo membentuk team konseling yang terdiri dari 8 orang yang dianggap mampu untuk memberikan pengarahan kepada calon mempelai baik dari sisi Hukum maupun dari sisi Keagamaan. Kemarin hari Sabtu tgl. 17 April 2010 jam 17.00 wib bertempat ruang kelas Pashraman JSA, diadakan konseling kepada calon mempelai yaitu Fitri Indrawati (21 tahun) dan I Nyoman Novian (18 tahun). Yang memberi konseling adalah Drs. I Dewa Made Pastika SH.MH selalu Ketua III Parisada Sidoarjo dengan materi masalah Hukum di Indonesia. Materi Hukum ini sangat penting, karena kedua calon mempelai masih di bawah umur. Jika salah satu atau kedua mempelai di bawah umur maka wajib mendapatkan persetujuan dari orang tua dan dari Pengadilan setempat sebelum Samskara Wiwaha dilaksanakan. Konseler yang kedua adalah I Gusti Ketut Budiartha S.Ag, selaku Ketua IV Parisada Sidoarjo dengan materi khusus tentang Agama Hindu. Hadir juga pada kesempatan itu Sekretaris Parisada I Wayan Sudarma S.Ag, juga I Nengah Tama (ayah dari I Nyoman Novian). Konseling berjalan kurang lebih selama 1 jam sudah dirasa cukup. (Mr.Pink)

Wednesday 14 April 2010

Ketua PHDI dan Jajarannya survey ke Delta Praloyo


Pak Anom Mediana, selaku Ketua PHDI Sidoarjo yang baru dilantik 17 Desember 2009 yang lalu rupanya tidak mau tinggal diam dalam menanggapi aspirasi umat Hindu Sidoarjo. Sejak beberapa tahun lalu ada isue bahwa Umat Hindu Sidoarjo dapat jatah tanah makam di Pemakaman Umum Delta Praloyo Sidoarjo. Langkah pertama yang dilakukan Parisada Sidoarjo adalah melakukan audiensi dengan Bupati Sidoajo terkait dengan tanah makam tersebut. Kemudian ditindak lanjuti tanggal 11 April 2010 kemarin lalu melakukan survey atau kunjungan langsung ke lokasi Pemakaman Umum Delta Praloyo. Dari hasil kunjungan tersebut dapat diinformasikan bahwa untuk tanah makan umat Islam dan Kristen telah berfungsi dan telah tersedia jalan masuk tembus ke lokasi. Namun untuk tanah makan Hindu dan Budha, ternyata jalannya belum tembus ke lokasi. Untuk itu Anom Mediana akan segera menindak lanjuti dengan membuat proposal menyangkut batas wilayah dan pembuatan jalan tembus ke lokasi. Proposal akan ditujukan kepada Bupati Sidoarjo dan Dinas Pertamanan dan Team 9. Mari kita doakan semoga rencana dan keinginan kita ini bisa segera dibantu oleh Bupati Sidoarjo. Bravo untuk Parisada Sidoarjo and selamat berjuang. (Mr.Pink)

Tuesday 13 April 2010

Berita Sudhi Wadani dan Samskara Wiwaha


Sejak terbentuk pengurus baru PHDI Sidoarjo yang dilantik tanggal 17 Desember 2009 sampai bulan Maret 2010 PHDI Sidoarjo telah melaksanakan tugas pengesahan Samskara Wiwaha sebanyak 3 kali (3 pasang pengantin) dan rencananya tgl 20 April 2010 akan menyusul dari Sektor Tropodo Sidoarjo 1 pasang pengantin lagi. Uniknya dari keempat pasang pengantin tersebut, salah satu pasangannya berasal dari non Hindu sehingga sebelum Upacara Wiwaha (Akad Nikah) dilangsungkan, harus didahului dengan upacara Sudhi Wadani.

Ke-4 pasangan pengantin tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dewa Kadek Wisnu W dgn Nur Aisyahwati (Sektor Trosobo)
2. Arif Rahman Saputra dgn Ni Luh Made Puspawati (Sektor Waru)
3. I Made Darsana Wibawa dgn Novi Mustika Rini (Sektor Waru)
4. Satu lagi dari Sektor Tropodo data menyusul, karena Samsara Wiwaha akan dilaksanakan tgl. 20 April 2010.

Sebelum pelaksanaan sudhiwidani dan wiwaha samskara, team konseling PHDI memberikan pembekalan tentang hidup berumahtangga (Grahasta) dan mekanisme pengurusan administrasi surat nikah termasuk catatan sipil. Form-form N1, N2, N3, N4, dst, FC KTP, akte kelahiran, pas foto dll serta pemberitahuan jadwal pernikahan sudah masuk catatan sipil paling lambat 2 minggu sebelumnya. Untuk selanjutnya PHDI akan membuatkan bentuk sosialisasi yang standard tentang prosedur pernikahan kepada umat Hindu di Sidoarjo sehingga mekanisme pengurusan administrasi maupun pembekalan untuk wiwaha samskara akan menjadi jelas dan tidak membingungkan yang bersangkutan. Selanjutnya harapan dari Ketua PHDI Sidoarjo Anom Mediana, agar para Taruna-taruni Hindu bisa mengikuti jejak 4 seniornya yang telah mendahului melaksanakan pernikahan. Astungkara (Mr. Pink)

Monday 5 April 2010

Dharma Shanti 2010 Tingkat Jawa Timur

Pada hari minggu tgl. 4 April 2010 kemarin dilaksanakan Dharma Shanti dalam rangkaian Perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1932, bertempat di Wantilan Agung Pura Mandara Giri Semeru Agung Senduro Lumajang. Acara internal umat Hindu dimulai jam 07.30 dengan Puja Astawa dan Tri Sandya bersama. Kemudian mulai jam 08.00 undangan mulai berdatangan antara lain Bupati Gianya Cok Ace, Muspida Kab. Lumajang, Camat Senduro, Kapolsek Senduro dll. Kehadiran umat tergolong luar biasa, sehingga tempat duduk yang disediakan panitia tidak mencukupi. Namun demikian umat tidak terlalu kecewa karena selain acara Dharma Shanti, umat juga bisa melaksanakan Tirta Yatra sembahyang bersama dan nunas Tirtha. Pengamatan penulis, pedagang dan penginapan full semua dan harga-harga pun nampaknya sempat merangkang naik. Yang agak unik dalam Dharma Shanti ini adalah kehadiran umat Jawa yang demikian banyak antara lain dari Blitar ada 9 bus, dari Banyuwangi ada sekitar 10 bus dan tidak ketinggalan yang sempat menjadi pusat perhatian adalah rombongan "Pak Sakerah" dari Wongso yang berpakaian khas Madura. Hal lain yang cukup menarik perhatian penonton adalah kehadiran Bondres Nyoman Durpa, dimana seorang Turis Asing ikut menjadi pemain Bondres dan cukup fasih berbahasa Bali dan mengucapkan mantram Tri Sandya. Setelah acara berakhir baru ketahuan bahwa Turis Asing tersebut tidak lain ada menantu dari Pak Nyoman Durpa, berkebangsaan Belanda dan sudah menjadi Hindu tinggal di Bali. Secara keseluruhan acara berjalan lancar dan sukses. (Mr.Pink)