PHDI SIDOARJO

Sunday 19 September 2010

LATIHAN MEDITASI ANGKA DI PURA JSA SIDOARJO


Atas keinginan Ketua PHDI Sidoarjo, agar di Sidoarjo digalakKan latihan Meditasi, akhirnya disepakati memulai latihan tgl. 19 September 2010 Hari Minggu jam 12.00 wib, dengan memilih Meditasi Angka untuk dijadikan standart meditasi di Sidoarjo. Kenapa memilih Meditasi Angka ? Karena Meditasi ini sangat mudah dilaksanakan setiap saat dimanapun kita berada. Dengan waktu cukup 5 menit saja kita sudah dapat melaksanakan Meditasi ini. Namun jika kita kebetulan punya waktu lebih panjang, dapat digunakan standard yang lebih lama. Jika kita mengacu ajaran Astangga Yoga nya Rsi Patanjali, maka ada 8 tahan yang harus kita laksanakan untuk melaksanakan Yoga yaitu : Yama Brata, Niyama Brata, Asana, Pranayama, Pratyahara, Dharana, Dhyana dan Semadhi. Latihan kali ini dipandu oleh seorang Guru yang lama menuntut ilmu di India. Nama kecil beliau adalah I Made Dharmayasa, setelah menamatkan PGAH di Denpasar beliau sempat kuliah di IHD (sekarang UNHI). Namun kuliah belum selesai, lalu pergi ke India untuk melanjutkan kuliah di University Of Delhi. Setelah mendapatkan gelar Sarjana Sansekerta, kemudian bekerja di Kedutaan Indonesia di India kurang lebih selama 15 tahun. Dalam kurang waktu tersebutlah beliau "berburu" spiritual lewat seorang guru di India dan akhirnya beliau didikse di dengan nama Rasa Acharya Praburaja Dharmayasa. Latihan diawali dengan Dharmawacana yang terkait dengan Meditasi, kemudian dilanjutkan dengan Yoga Asana yaitu Surya Namaskara untuk melemaskan otot-otot yang kaku. Kemudian kita diminta memilih salah satu Angka favourite kita, kemudian Pratyahara yaitu memindahkan focus pikiran kita kepada Angka yang dipilih, disertai mengingat leluhur dan memuja Hyang Widhi, kemudian focus pikiran diterusan ke Charka-Chakra yang kita miliki, terus menerus jangan sampai putus, terus dan terus. Jika focus pikiran kita sudah satu dan tidak terputus, itu disebut dengan Dhyana (Meditasi), dimana bagi orang-orang suci akan bisa mencapai Samadhi (mokhsah semasih hidup). Untuk kita-kita yang pemula, cukup sampai di Dhyana saja dulu dan latihan diteruskan secara kontinyu, diyakini akan bisa mencapai Samadhi juga. Setelah Meditasi selesai dilanjutkan dengan konsultasi spritual secara pribadi (pengobatan). Jumlah yang ikut dalam mengobatan ini sebanyak 30 orang, masing-masing kurang lebih membutuhkan waktu 15 menit, sehingga sesi ini berakhir sampai jam 22.00 wib. Astungkara acara ini dapat berjalan lancar. Kegiatan meditasi di Sidoarjo akan diteruskan setiap hari Kamis jam 19.00 sampai selesai. (Mr.Pink).

Tuesday 7 September 2010

POTONG GIGI MASSAL DI SIDOARJO


Atas Prakarsa PHDI Sidoarjo, akhirnya Upacara Potong Gigi Massal jadi dan telah dilaksanakan tgl. 4 September 2010 hari Sabtu yang baru lalu bertempat di Mandala Madya Pura Jala SIddhi Amertha Juanda Sidoarjo. Jumlah peserta semuanya sebanyak 49 orang terdiri dari 27 orang wanita dan 22 orang laki-laki, mereka berasal dari berbagai daerah antara lain : Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto, Blitas, Nganjuk, Gresik dsbnya. Untuk biaya, masing-masing peserta dikenakan iuran sebesar Rp.500.000,- perorang. Ini sangat dirasa meringankan bagi peserta. Seorang umat berpendapat, hendaknya upacara sejenis bisa dilaksanakan oleh PHDI Sidoarjo secara rutin 2 atau 3 tahun sekali. "Jika kita mengadakan potong gigi harus pulang ke Bali, banyak hal yang menjadi pertimbangan, disamping biaya yang sangat tinggi, juga harus cuti mengorbankan waktu yang cukup panjang" ujar salah seorang peserta. "Jika diadakan disini, butuh waktu hanya 1 hari sangat efisien", lanjutnya. Rangkaian acara mulai dari tgl. 3 September 2010 jam 16.00 wib Upacara Rajasewala, diteruskan dengan sungkeman. Kemudian tgl. 4 September 2010, sebelum potong gigi dilaksanakan didahului dengan mejarah peserta. Upacara dimulai pukul 08.00 dan selesai sekitar jam 11.00 wib hanya 3 jam sudah selesai. Yang agak istimewa pada acara ini adalah : I Da Pedande Gede Anom Jala Karana Manuaba berkenan memberi DHarma Wacana singkat prihal Potong Gigi ini. Secara keseluruhan seluruh upacara dapat berjalan lancar tanpa halangan. Astungkara. (Mr. Pink)