PHDI SIDOARJO

Wednesday 19 December 2012

TATA CARA PENCATATAN PERKAWINAN


PENGERTIAN PERKAWINAN



Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

(pasal 1, UU Pekawinan No.1 Tahun 1974 )



SAHNYA PERKAWINAN

MENURUT UU NO.1 TAHUN1974



Pasal 2 ayat (1)

Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu.

Bermakna:

Menjalin ikatan lahir batin suamu istri untuk

membentuk keluarga yang bahagia berdasarkan tuntunan

agama.



Pasal 2 ayat (2)

Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut perundang

undangan yang berlaku.

Bermakna :

Memberikan jaminan serta kepastian hukum mengenai

status keperdataan suami istri dan anak-anaknya

dikemudian hari.

SYARAT DAN PROSEDUR PERKAWINAN



A. Persyaratan umum:



  • Surat pengantar RT/RW
  • Fotocopy KK dan KTP calon mempelai
  • Surat pernyataan belum pernah menikah
  • Fotokopi kutipan akta kelahiran calon mempelai
  • Surat baptis/ keterangan anggota jemaat/Surat sudhi wadani
  • Imunisasi bagi calon mempelai wanita





B. Persyaratan khusus :



Belum berusia 21 tahun harus ada ijin orang tua

Calon mempelai dibawah umur 19 tahun bagi pria dan dibawah 16 tahun bagi wanita harus ijin dari Pengadilan Negeri

Anggota TNI/POLRI harus ada ijin dari komandan

Perjanjian kawin apabila kedua mempelai mengkehendaki dan disahkan oleh Panitera PN.



DI KANTOR DESA DAN KELURAHAN



Meneriman dan meneliti berkas persyarakat. Mencatat dalam Buku Harian Penting Kependudukan.

Menertibkan dan memberikan Surat Keterangan Status Pernikahan

Meneruskan Surat Keterangan Status Pernikahan ke Kecamatan untuk pengesahan



DI KECAMATAN



Mencatat dalam Buku Harian Peristiwa Penting Kependudukan dan mengesahkan Surat Keterangan Status Pernikahan.



PEMOHON



Menyerahkan persyaratan perkawinan kepada pemuka agama untuk diteliti sebelum pelaksanaan pemberkatan pernikahan sesuai dengan agama masing-masing



PEMUKA AGAMA



Menerbitkan Surat Bukti Pemberkatan Perkawinan. Untuk umat Hindu, menerbitkan surat WIWAHA SAMSKARA yang ditanda tangani oleh PHDI dan manggala upacara



CATATAN PERKAWINAN



Perkawinan yang sah berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya perkawinan paling lambat 60(enam puluh ) hari sejak tanggal perkawinan

Pasal 34 ayat (1) UU No. 23/2006



Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Pekawinan dan menerbitkan Kutipan Akta Perkawinan.

Pasal 34 ayat (2) UU no.23/2006



Melalui pentahapan :



a.  Pemberitahuan


Pemberitahuan dilakukan di tempat perkawinan akan dilangsungkan.

Pemberitahuan dilakukan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari kerja sebelum perkawinan.

Bila kurang dari 10(sepuluh) hari kerja, harus ada dispensasi dari Camat atas nama Bupati/Walikota.

Pemberitahuan dilakukan oleh calon mempelai, orang tua atau wakilnya.

Pemberitahuan memuat nama, umur, agama/kepercayaan, pekerjaan, tempat kediaman calon mempelai.



b.  Penelitian
     
     Penelitian persyaratan untuk melangsungkan perkawinan.
     Penelitian Kutipan Akta Kelahiran calon mempelai.
     Penelitian ijin orang tua bagi calon mempelai yang belum  
     berusia 21 tahun.



c. Pengumuman

Dengan cara menempelkan surat pengumuman menurut formulir yang ditetapkan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil disuatu tempat yang sudah ditentukan dan mudah dibaca oleh umum yang memuat :



Nama, umur, agama, pekerjaan, tempat kediaman dari calon mempelai dan dari orangtua calon mempelai.

Hari, tanggal, jam dan tempat perkawinan akan dilangsungkan



d. Pencatatan

Pencatatan perkawinan dilaksanakan dihadapan Pegawai Pencatat dan dihadiri oleh dua orang saksi.

Kedua mempelai menandatangani akta perkawinan yan telah disiapkan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan.





TATACARA PENCATATAN PERKAWINAN



A. Verifikasi dan validasi isian pencatatan perkawinan, Formulir

      Pelaporan Perkawinan (F-2,09) dan persyaratan :


1Surat Bukti Pemberkatan Perkawinan/ surat WIWAHA  
     SAMSKARA (Hindu)
2.  Pas Photo berdampingan ukuran 4x6 cm sebanyak 5 lembar.
3.  Dua orang saksi yang telah berusia 21 tahun ke atas. 
     Untuk calon mempelai yang telah mempunyai anak dan kan  
     disahkan dalam perkawinan, membawa Kutipan Akta 
     Kelahiran.


B.  Melakukan proses pencatatan, penerbitan, penandatanganan register akta termasuk 2 (dua) orang saksi dan kutipan akta perkawinan.


C.  Melakukan perekaman data (F-2/09),dan mencetak perubahan data kependudukan serta mengirimkan hasilnya ke kecamatan.


D.  Menyerahkan Kutipan Akta Perkawinan kepada pemohon.


E.  Mengarsipkan berkas Formulir Permohonan Pencatatan Perkawinan dan F-2.09 serta berkas persayaratannya.





TINDAK LANJUT SETELAH KUTIPAN AKTE PERKAWINAN DITERIMA



1.   Pisah KK da ri KK sebelumnya, dan memiliki KK sendiri yang didahului dengan proses pindah datang.

2.   Memperbaharui KTP dengan perubahan status dan tempat tinggal.

Sunday 16 December 2012

ACARA SIMAKRAMA UMAT HINDU SIDOARJO

Masa kepemimpinan Pak Anom Mediana sebagai Ketua Harian PHDI Kab. Sidoarjo sudah berjalan kurang lebih 3 tahun. Sudah sangat banyak program pembinaan keumatan yang dilaksanakan. Secara umum suara masyarakat bawah tentang kepemimpinan Pak Anom ini mendapat nilai sangat positif. Disisi lain Pak Anom merasa perlu untuk mengadakan acara SIMAKRAMA bersama umat Hindu se Sidoarjo untuk melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan dan program kerja yang akan segera dilaksanakan.. Maka pada hari Minggu 16 Desember 2012 diadakan acara SIMAKRAMA bertempat di Wantilan Baruna Sabha Mandala Pura Jala Siddi Amertha di Juanda Sidoarjo. yang dihadiri kurang lebih 400 orang umat Hindu Sidoarjo
Acara ini terasa sangat istimewa karena dirangkaikan dengan kegiatan Pemelaspasan Pura Beji dan dilanjutkan dengan Lomba Balaganjur yang diikuti oleh 6 group peserta. Selengkapnya hasil Loma Balagnajur sbb :
  1. Juara 1 : Group Balaganjur Santhi Swara, Pura Jala Siddhi Amertha Sidoarjo
  2. Juara 2 : Group Balaganjur dari Mahasiswa ITS Surabaya
  3. Juata 3 : Group Balaganjur dari Tengger Pasuruan
  4. Juara 4 : Gorup Balaganjur Baruna Sakti Senior Pura Agung Segara Surabaya
  5. Juara 5 : Group Balaganjur Dharma Githa, Pura Margowening Sidoarjo
  6. Juara 6 : Group Balaganjur Baruna Sakti Junior Pura Agung Segara Surabaya
Dalam lomba ini ada berapa hal yang menjadi catatan dewan juri yaitu  :
Pertama, Mahasiswa ITS yang demikian sibuk dengan kegiatan kuliahnya, namun masih sempat ikut serta dalam lomba  Balaganjur, ini patut kita apresiasi dalam rangka ikut melestarikan budaya leluhur kita.
Kedua, yang sangat mengagetkan kita bahwa Group Balaganjur dari Tengger yang nota bena Balaganjur ini bukan budaya Jawa, namnu dapat tampil demikian cantik dan rapi, ini perlu menjadi motivasi untuk kita lebih meningkatkan diri dalam hal Balaganjur ini.
Ketiga, Group Balaganjur Yunior dari Kenjeran cukup memukau, walaupun usia rata-rata baru 9 tahunan, namun sudah berani tampil dalam sebuah lomba, ini perlu mendapat apresiasi
Keempat, ke depan usia peserta dalam lomba perlu dibatasi usia peserta sehingga akan menimbulkan gairah untuk regenerasi, sehingga kawula muda akan bisa lebih banyak tampil. Sukses buat PHDI Sidoarjo, selamat kepada para pemenang lpmba. Semoga kedepan acara sejenis akan lebih baik. Astungkara.

Tuesday 27 November 2012

Perjalanan Tirthayatra Ida Pandita Panji Sogata

Ida Pandita Panji Sogata (lanang istri) beserta 10 orang  Pinandita Sanggraha Nusantara DKI Jakarta dengan ketua Pemangku Dewa Suardana,  seorang sarati banten dan seorang driver melaksanakan Tirthayatra dari Jakarta ke beberapa Pura di Jawa Timur. Tiba di Pura Kertabumi Desa Wongso Gresik tgl. 24 Nop 2012 siang hari. Kemudian perjalan suci ini dilanjutkan menuju Pura Penataran Agung Margowening Desa Krembung Sidoarjo. Di Pura ini para Yatri melaksanakan Dharmatula sampai jam 03.00 dini hari, ditemani oleh Ketua Parisada Sidoarjo Pak Nyoman Anom Mediana. Kemudian tgl. 25 Nop 2012 Thrtayatra dilanjutkan ke Pura Ponten Bromo, terus ke Petilasan Jolotundo terus ke Mojokerto. Demikian sedikit informasi tentang para Yatri dari Jakarta. Semoga Tirthayatra ini memberikan vibrasi yang positif kepada para Yatrinya.

Thursday 18 October 2012

Pura Nirwana Jati Sidoarjo Memiliki Gamelan Baru



Pura Nirwana Jati terletak di Dusun Sekelor, Kecamatan Balong Bendo Sidoarjo. Pura ini disungsung oleh kurang lebih 16 KK Umat Hindu asli etnis Jawa. Dalam pembangunannya, Pura ini mengalami proses yang cukup berliku, akhirnya astungkara Pura ini dapat berdiri dan selesai tahun 2011. Pura ini dipimpin oleh seorang pemangku asli Jawa yaitu Mangku Sampan. Dalam persembahyangan Tilem 15 Oktber 2012, Pura ini mendapat sumbangan 1 set (1 barung) Gong Jawa dari Ketua PHDI Kab. Sidoarjo, Bapak Ir. Nyoman Anom Mediana. Dalam sambutannya Anom Mediana menyampaikan bahwa dana pembelian Gong ini bersumber dari sumbangan berbagai pihak, dimana yang terbesar adalah dari dana punia Umat Hindu Sidoarjo, semoga Gamelan/Gong Jawa ini dapat digunakan untuk mengembangan seni budaya setempat sekaligus untuk pelengkap dalam ritual upacara keagamaan. Untuk pertama kali kemarin, Parisada sengaja mendatangkan juru tabuh gamelan yang sudah mumpuni untuk memberi latihan kepada Umat Hindu di Pura Nirwana Jati Sekelor ini. Ikut hadir pada kesempatan tersebut  Ketua WHDI Sidoarjo Ibu Diun Rahmawati sekaligus menyampaikan sumbangan  15 pasang sepatu titipan dari Bpk Gede Sunantara. Semoga dengan adanya Gamelan Gong Jawa ini dapat mempererat kerukunan umat beragama disekitarnya yang mayoritas muslim dan Umat Hindu di Desa tersebut. Om, loka samasta sukino bhawantu semoga alam semesta sejahtera adanya.

Thursday 13 September 2012

LAPORAN KUN-KER FKUB KAB. SIDOARJO KE MANADO

Om Swastyastu,
Sesuai dengan program kerja FKUB Kab. Sidoarjo khususnya tentang kun-ker  ke Manado pada tgl 10 s.d 12 September 2012, dapat saya informasikan sbb:
  1. Daerah yang dikunjungi adalah  Kota Tomohon dan Kota Manado, Propinsi Sulut.
  2. Dengan mayoritas umat Nasrani, kerukunan umat beragama berjalan dengan sangat baik dan perhatian pemerintah bagus sekali. Local genius sebagai pengikat kerukunan dikenal istilah "TORANG  SAMUA BASUDARA" dengan arti  kita semua adalah bersaudara,  dalam istilah Hindu kita mengenal " VASUDEVA KUTUMBAKAM''.
  3. Untuk kota Tomohon, umat Hindu hanya 18 jiwa (sebagian besar siswa/mahasiswa) sehingga
    kalau sembahyang mereka datang ke  Tondano atau Manado. Sedangkan di Kota Manado ada sekitar 1500 jiwa, dengan 2 Pura dan akan dibangun lagi 3 Pura.
  4. Salah satu lokasi yang dikenal dengan Bukit Kasih, telah berdiri tempat suci secara berdampingan dan rencananya di Rumah Sakit di Kota Manado akan dibuat serupa yaitu seluruh tempat ibadah semua agama akan dibangun sebagai fasilitas bagi pegawai, pasien maupun keluarga pasien. 
  5. Untuk Pura Jagadhita yang berlokasi di Desa Kaas, luasnya lebih dari 1 HA dan lokasinya diperbukitan dengan pemandangan yang sangat indah. Saya sempat berdiskusi dengan Bp. Putu Tunas (Ketua yayasan sekaligus pengurus FKUB) saat tangkil di malam hari di Pura Jagadhita, umat sedang membangun Balai Banjar dan latihan badminton.  Terdapat juga Gong dan pasraman untuk siswa yang sekolah Minggu. 
  6. Tidak lupa, Pulau Bunaken sebagai objek wisata dengan lebih dari 14.000 speciaes  ikan yang hidup di taman laut nan indah.
Demikian sekilas kun-ker yang saya alami. Lebih lengkapnya jika ada waktu dan kesempatan, bisa kita laksanakan bersama di lain hari.
Om Santih Santih Santih OM
Nyoman Anom M ( Ketua PHDI Kab. Sidoarjo)

Saturday 25 August 2012

Philosofi Rangkaian Galungan Dalam Kekinian

Cukup banyak umat Hindu yang di luar Bali khususnya, menanyakan tentang makna dan philosofi suatu hari raya. Pertanyaan tersebut antara lain, mengapa terkesan dalam pelaksanaan hari raya Hindu lebih mengedepankan ritual dari pada realitas. Bahkan saking focusnya kepada ritual, sehingga sering makna dan philosofi dalam realita kehidupan terpinggirkan. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, antara ritual dan realita harus seimbang, karena kita hidup dalam lingkungan heteroginitas. Walaupun Agama itu adalah suatu prosesi hubungan manusia dengan Tuhan, namun hubungan secara horizontal manusia dengan manusia tidak dapat dikesampingkan.

Bagaimanakah cara pandang kita dalam rangkaian Hari Raya Galungan di era globalisasi seperti sekarang ini. Marilah kita coba memulai dari H-6 :
  1. H-6 Galungan, Hari Kamis, disebut dengan Sugian Jawa, Jawa=jaba=luar artinya kita melakukan penyucian diri di luar diri kita, dalam hal ini adalah lingkungan kita seperti : halaman rumah, pura dsbnya. Secara riil kita melakukan bersih-bersih di lingkungan kita. Secara ritual kita membuat banten abhiyakala, dan segehan sebagai caru, kemudian kita haturkan sekaligus melakukan persembahyangan bersama keluarga.
  2. H-5 Galungan, Hari Jumat, disebut dengan Sugian Bali, bali=kembali=diri kita sendiri. Artinya kita melakukan penyucian diri kita sendiri, secara riil kita bisa melakukan mandi keramas kemudian melakukan meditasi. Secara ritual kita membuat banten Prayastita, kemudian kita sembahyang bersama keluarga.
  3. H-3 Galungan, Hari Minggu, sesuai lontar Sundarigama, kita akan kedatangan Butha Galungan, yang akan berusaha mengganggu kehidupan kita. Di hari ini kita seharusnya sudah mulai "ngeret indriya" atau pengendalian diri dengan menghindari SAD RIPU.
  4. H-2 Galungan, Hari Senin : Butha Dungulan sudah menyerang kita, maka kita harus lebih waspada lagi dengan meningkatkan "pengendalian diri" dari SAD RIPU.
  5. H-1 Galungan, Hari Selasa : Butha Amangkurat akan berusaha mengalahkan diri manusia. Hari ini sering disebut dengan Hari Penampahan, nampah=nampeh=mematikan segala yang terkandung dalam SAD RIPU.
  6. Hari H Galungan, jika kita sudah lolos dalam gangguan butha-butha sebelumnya, maka kita layak merayakan Hari Raya Galungan. Secara riil kita rayakan dengan bersenang-senang, membuat masakan yang enak kemudian kita nikmati bersama-sama, dan juga ngejot kepada tetangga kita khususnya kepada yang tidak mampu. secara Ritual kita membuat banten Galungan, Daksina Pejati, Sodaan dsbnya untuk kita haturkan pada saat persembahan bersama.
Akan lebih lengkap jika kita mampu menjalankan upawasa pada H-3 sampai dengan H-1, sebagai wujud nyata "ngeret indriya" atau pengendalian diri. Semoga tulisan ini ada manfaatnya.

Wednesday 22 August 2012

Sugihan Jawa atau Sugihan Bali


Masih banyak masyarakat Hindu di Bali bertanya-tanya mengenai rahinan sugihan yang mana yang harus diikuti, apakah sugihan Jawa atau sugihan Bali. Ada yang menyatakan harus mengikuti sugihan Jawa karena keturunan dari Majapahit (Jawa) dan ada yang bilang harus sugihan Bali karena orang Bali asli. Apakah benar seperti itu?
Sesungguhnya jawabannya tercantum didalam lontar " Sundarigama". Didalam lontar dinyatakan :
" Sungsang, wrehaspati wage ngaran parerebuan, sugyan jawa kajar ing loka, katwinya sugyan jawa ta ngaran, apan pakretin bhatara kabeh arerebon ring sanggar mwang ring parahyangan, dulurin pangraratan, pangresikan ring bhatara saha puspa wangi. Kunang wwang wruh ing tattwa jnana, pasang yoga, sang wiku angarga puja, apan bhatara tumurun mareng madyapada, milu sang dewa pitara, amukti bante anerus tekeng galungan. Prakerti nikang wwang, sasayut mwang tutwan, pangarad kasukan ngaranya.
Sukra Kliwon, sugyan Bali, sugyan ing manusa loka, paknanya pamretistan ing raga tawulan, kewala sira apeningan anadaha tirta panglukatan, pabersihan ring sang Pandita."
artinya ;
"pada wuku Sungsang, yakni hari kamis wage sungsang dinamakan Parerebuan atau disebut sugihan Jawa oleh masyarakat umum. Latar belakang dinamakan sugihan Jawa karena merupakan hari suci bagi para Bhatara untuk melakukan rerebu di sanggar dan di Parahyangan, disertai pangraratan dan pangeresikan untuk Bhatara serta kembang wangi. Bagi orang yang mengetahui rahasia batin akan melakukan yoga, para pendeta melakukan puja tertinggi, karena pada hari itu, Bhatara turun kedunia di iringi para dewa dan roh leluhur untuk menikmati sesajen persembahan umat hingga sampai pada hari Galungan. Adapun sesajen keselamatan manusia terdiri atas sasayut tutwan atau disebut ngarad kasukan (penarik kebahagiaan).
Pada hari Jumat Kliwon sungsang, dinamakan sugihan Bali, hari suci bagi umat manusia. Maknanya adalah penyucian diri manusia lahir bathin, dengan cara mengheningkan pikiran, memohon air suci peruwatan dan pembersihan diri kepada pendeta."
Jadi artinya, sebagai umat Hindu, kedua hari raya Sugihan tersebut memang patut dua-duanya kita rayakan sesuai dengan maknanya masing-masing. Sugihan Jawa untuk melakukan pembersihan pada bhuwana agung (alam semesta) sedangkan saat sugihan Bali melakukan pembersihan pada bhuwana alit atau diri manusia. Sekali lagi pelaksanaan perayaan Sugihan bukan menurut pada keturunan saja.
Selamat Hari Raya Sugihan

Wednesday 18 July 2012

Monday 16 July 2012

KAB. SIDOARJO JUARA UMUM DALAM UTSAWA DHARMA GITA JAWA TIMUR TH 2012

Utsawa Dharma Gita Jawa Timur Tahun 2012 telah diadakan pada tanggal 8 Juli 2012 bertempat di Wantilan Pura Jala Siddhi Amertha Sidoarjo. Dari 13 Bidang Lomba yang dipertandingan, Kabupaten Sidoarjo merebut 9  medali emas dan 4 medali perak sekaligus sebagai Juara Umum. Pembimas Jawa Timur Bapak Made Dwiana dalam sambutannya menyatakan bahwa pelaksanaan Utsawa Dharma Gita kali ini berjalan lancar, sangat meriah dan antosias. Hal ini karena kesigapan Panitia Pelaksana dalam menjalankan tugas-tugas yang telah dibebankan. Ketua PHDI Jatim Bapak Drs. Ketut Sudiarta merasa gembira dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam kesuksesan acara ini.


Hasil-hasil selengkapnya sebagai berikut :


Dharma Wacana Remaja Putra:
Juara-1 nomor peserta 2 dari Sidoarjo nilai 2453
Juara-2 nomor peserta 5 dari Lumajang nilai 2397
Juara-3 nomor peserta 6 dari Pasuruan nilai 2393
Juara-4 nomor peserta 11 dari Kediri nilai 2381
Juara-5 nomor peserta 9 dari Surabaya nilai 2355

Dharma Wacana Remaja Putri:
Juara-1 nomor peserta 2 dari Sidoarjo nilai 2438
Juara-2 nomor peserta 9 dari Surabaya nilai 2414
Juara-3 nomor peserta 4 dari Probolinggo nilai 2390
Juara-4 nomor peserta 11 Kediri nilai 2381
Juara-5 nomor peserta 10 Gresik nilai 2377

Sloka Remaja Putra :
Juara 1 nomor peserta 9 dari Surabaya nilai 2436
Juara 2 nomor peserta 2 dari Sidoarjo nilai 2376
Juara 3 nomor peserta 5 dari Lumajang nilai 2305
Juara 4 nomor peserta 6 Pasuruan nilai 2289
Juara 5 nomor peserta 4 Probolinggo nilai 2203

Sloka Remaja Putri :
Juara 1 nomor peserta 9 Surabaya nilai 2428
Juara 2 nomor peserta 2 Sidoarjo nilai 2418
Juara 3 nomor peserta 10 Gresik nilai 2405
Juara 4 nomor peserta 6 Pasuruan nilai 2363
Juara 5 nomor peserta 1 Banyuwangi nilai 2303

Kidung :
Juara 1 nomor peserta 2 dari Sidoarjo nilai 2433
Juara 2 nomor peserta 9 dari Surabaya nilai 2403
Juara 3 nomor peserta 6 Pasuruan nilai 2396
Juara 4 nomor peserta 5 Lumajang nilai 2361
Juara 5 nomor peserta 4 Probolinggo nilai 2341

Menghafal Mantram Weda
Juara 1 nomor peserta 11 dari Kediri nilai 2500
Juara 2 nomor peserta 2 Sidoarjo nilai 2342
Juara 3 nomor peserta 9 Surabaya nilai 2336
Juara 4 nomor peserta 18 Sidoarjo2 2258

Palawakya Dewasa Putra :
Juara 1 nomor peserta 9 Surabaya nilai 2391
Juara 2 nomor peserta 2 Sidoarjo nilai 2383
Juara 3 nomor peserta 7 Jember nilai 2377
Juara 4 nomor peserta 6 Pasuruan nilai 2374
Juara 5 nomor peserta 4 Probolinggo nilai 2341

Palawakya Dewasa Putri :
Juara 1 nomor peserta 2 Sidoarjo nilai 1589
Juara 2 nomor peserta 6 Pasuruan nilai 1521

Palawakya Remaja Putra :
Juara 1 nomor peserta 2 Sidoarjo nilai 2316
Juara 2 nomor peserta 9 Surabaya nilai 2289
Juara 3 nomor peserta 7 Jember nilai 2287
Juara 4 nomor peserta 6 Pasuruan nilai 2268
Juara 5 nomor peserta 4 Probolinggo nilai 2225

Palawakya Remaja Putri :
Juara 1 nomor peserta 2 Sidoarjo nilai 2322
Juara 2 nomor peserta 9 Surabaya nilai 2279
Juara 3 nomor peserta 6 Pasuruan nilai 2261
Juara 4 nomor peserta 4 Probolinggo nilai 2231
Juara 5 nomor peserta 10 dari Gresik nilai 2229

Dharma Widya SD :
Juara 1 nomor peserta 2 Sidoarjo-1 nilai 2200
Juara 2 nomor peserta 10 Gresik nilai 1550
Juara 3 nomor peserta 18 Sidoarjo-2 nilai 1400
Juara 4 nomor peserta 11 Kediri nilai 850
Juara 5 nomor peserta 9 Surabaya nilai 700

Dharma Widya SMP :
Juara 1 nomor peserta 2 Sidoarjo-1 nilai 2100
Juara 2 nomor peserta 18 Sidoarjo-2 nilai 2050
Juara 3 nomor pesreta 7 Jember nilai 1100
Juara 4 nomor pesetra 9 Surabaya nilai 1050
Juara 5 nomor pesetra 10 Gresik nilai 1000

Dharma Widya SMA
Juara 1 nomor pesera 2 Sidoarjo nilai 1800
Juara 2 nomor peserta 10 Gresik nilai 1200
Juara 3 nomor peserta 1 Banyuwangi 1100
Juara 4 nomor peserta 11 Kediri nilai 1000
Juara 5 nomor peserta 9 Surabaya 950


Semoga pelaksanaan ke depan akan lebih baik. Suksme

Wednesday 13 June 2012

UTSAWA DHARMA GITA JATIM 2012 DI SIDOARJO

Berdasarkan kesepakatan rapat Pengurus PHDI Jatim, Pembimas Jatim dan PHDI Kota / Kab se Jatim di sepakati bahwa Utsawa Dharma Gita Jatim 2012 akan diadakan di Pura Jala Siddhi Amertha Juanda Sidoarjo pada tanggal 8 Juli 2012 (hari minggu) selama 1 hari penuh. Ceremonial pembukaan dimulai jam 09.00 Wib. Bagi kontingen yang jauh, jika ingin datang ke Sidoarjo tgl. 7 Juli 2012, Panitia menyediakan tempat mekemit di Pura. Adapun bidang-bidang yang dilombakan ada 13 jenis yaitu : Dharma Widya SD, SMP dan SMA. Pembacaan Sloka Remeja Putra dan Putri, Pembacaan Palawakya Remaja Putra dan Putri, Pembacaan Palawakdya Dewasa Putra dan Putri, Mengahafal Mantram Weda, Dharma Wacana Remaja Putra dan Putridan Kidung Jawa Timuran. Informasi ini sekaligus meralat informasi sebelumnya yang menyebutkan Utsawa Dharma Gita Jatim 2012 diadakan tgl. 7 Juli 2012. Semoga semua rencana dapat berjalan dengan lancar. (Mr.Pink)

Saturday 2 June 2012

HUT FORMI KE-1 KAB.SIDOARJO

Dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-I FORMI (Federasi Olahraga dan Seni Masyarakat Indonesia) Pemkab Sidoarjo mengadakan pawai budaya. Dalam sambutannya Bupari Sidoarjo Saiful Ilah mengatakan bawah Formi ini adalah mengelola olahraga dalam fungsinya sebagai hiburan. Agak berbeda dengan KONI yang membina berbagai cabang olahraga untuk mencari rpestasi. Disamping mengelola dan membina olahraga, Formi juga mengelola dan membina berbagai budaya. Disamping berbagai cabang olahraga dan seni, terdapat juga di dalamnya berbagai komunitas antara lain : komunitas ogoh-ogoh, komunitas, liong-loing, komunitas barong say, komunitas musik patrol dll. Dalam HUT Formi kali ini, Umat Hindu Sidoarjo menampilkan tema Pengantin Hindu, yang diiringi dengan dayang-dayang, penasar, bondres dan ogoh-ogoh.Penampilan ogoh-ogoh ini paling menarik pehatian masyarakat yang menyaksikan. Tabuh bleganjur yang menggelegar juga tarian atraktif dari ogoh-ogoh dan anoman sangat membuat suasana menjadi sangat meriah. Tidak ketinggalan ditampilkan juga Reog Ponorogo dari Pura Jagad Dumadi Laban Gresik yang dipimpin oleh Bapak Sumiyono. Demi sukses nya acara ini PHDI Sidoarjo bekerja sama dengan Pembimas Hindu Jatim (Bapak Drs. Made Dwiana).

Sunday 11 March 2012

PHDI Sidoarjo ikur serta dalam Pawai Budaya Sidoarjo 10 Maret 2012

Sadar akan heteroginitas penduduk Sidoarjo, maka Bupati Sidoarjo tidak mau melewatkan kesempatan untuk menampilkan budaya-budaya yang ada di Sidoarjo terdiri dari berbagai etnis, Suku dan Agama. Bupati Sidoarjo ingin memperkokoh akan persatuan dan kesatuan diantara penduduk Sidoarjo, maka dari itu sejak tahun 2011 yang lalu diadakan Pawai Budaya Kabupaten Sidoarjo. Untuk Tahun 2012 ini diadakan pada tanggal 10 Maret 2012, dengan menampilkan para siswa SMA yang berpakaian daerah dari Sabang sampai Merauke. Juga seni dan budaya ditampilkan antara lan : blenganjur plus 2 ogoh-oroh dari etnis bali, ada juga reog Ponorogo, ada juga Barong say, ada juga musik patrol yang sangat atratif dan bermacam-macam jenis seni dan budaya lainnya. Pak Nyoman Anom Mediana selaku ketua PHDI Sidoarjo berkomitmen untuk senantiasa akan perpartisipasi dalam acara sejenis untuk lebih mempromosikan budaya Bali, dan umat Hindunya di Sidoarjo. "Selalu Umat Hindu yang berdomisili di Sidoarjo hendaknya kita senantiasa berperan aktif dalam segala kegiatan yang diadakan oleh Pemda Sidoarjo" uja Anom Mediana dalam kesempatan wawancara dengan penulis.

Tuesday 21 February 2012

DANA PARAMITHA

Berdasarkan kesepakatan umat Hindu Sidoarjo melalui rapat Ketua-ketua Sektor, dimana setiap Piodalan baik di Pura Penataran Agung Margo Wening Krembung, maupun Piodalan di Pura Jala Siddhi Amertha, Juanda Sidoarjo setiap Kepala Keluarga dikenakan punia wajib sebesar Rp.30.000 untuk menutup seluruh biaya yang dikeluarkan terkait dengan Piodalan tersebut. Dana ini diberi nama DANA PARAMITHA. Namun umat diakar rumput masih banyak yang belum tahu apa arti DANA PARAMITHA tersebut. Terkait hal tersebut, maka kami kutipkan dari beberapa sumber tentang SAD PARAMITHA (6 jenis keluhuran/kebaikan)

Sad Paramitha adalah enam jalan keutamaan untuk menuju keluhuran.
  1. Dana Paramitha artinya memberi dana atau sedekah baik berupa materiil maupun spirituil.
  2. Sila Paramitha artinya berpikir, berkata dan berbuat yang baik, suci dan luhur.
  3. Ksanti Paramitha pikiran tenang, tahan terhadap penghinaan dan segala penyebab sakit, terhadap orang dengki atau perbuatan tak benar dan kata-kata yang tidak baik.
  4. Wirya Paramitha artinya pikiran, kata-kata dan perbuatan yang teguh, tetap dan tidak berobah, tidak mengeluh terhadap apa yang dihadapi. Jadi yang termasuk Wirya Paramita ini adalah keteguhan pikiran (hati), kata-kata dan perbuatan untuk membela dan melaksanakan kebenaran.
  5. Dhyana Paramitha artinya niat mempersatukan pikiran untuk menelaah dan mencari jawaban atas kebenaran. Juga berarti pemusatan pikiran, terutama kepada Hyang Widhi dan cita-cita luhur untuk keselamatan.
  6. Pradnya Paramitha artinya kebijaksaanaan dalam menimbang-nimbang suatu kebenaran.
Semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua. (Mr.Pink)

Monday 13 February 2012

"GUSDURian" Audiensi dengan Parisada Sidoarjo

Tgl. 13 Pebruari 2012 jam 19.00 wib "Gusdurian Sidoarjo" mengadakan audiensi dengan Parisada Sidoarjo bertempat di Pura Jala Siddhi Amertha Juanda. Gusdurian adalah organisasi informal dimana anggotanya adalah anak-anak muda dari berbagai lintas agama yang ingin melanjutkan perjuangan Gusdur dengan paham nasionalis dan pluralis. Sebagai Koordinator Gusdurian ini adalah Mas Dody dari Candi Sidoarjo. "Gusdurian ini dibentuk sangat informasil dari hasil cangkruan anak-anak mudah" ujar Dodi. "Kami ingin mengajak pemudah Hindu Sidoarjo untuk bergabung dalam Gusdurian ini. Sampai saat ini anggota Gusdurian ini baru hanya dari Islam dan Protestan saja. Ke depan kami ingin mengajak seluruh pemuda dari semua agama baik Hindu, Budha, Kong Hu Chu maupun Katolik mau bergabung dalam Gusdurian" lanjut Dodi. Pak Anom Mediana selaku Ketua PHDI Sidoarjo berpendapat, sangat mendukung organisasi ini, karena Gusdur ada sosok yang dapat mengayomi seluruh umat beragama di Indonesia. Mas Yudi dari pengurus Peradah Sidoarjo juga sangat mendukung dan berniat bergabung dalam Gusdurian ini. Hadir juga pada pertemuan ini para Wakil Ketua PHDI Sidoarjo antara lain : Pak Gusti Budiartha, Pak Nyoman Suartanaya, Pak Ketut Sumerta dan Pak Dewa Pastika. Semoga organisasi Gusdurian ini akan dapat membawa suara rakyat yang lebih besar tentang pentingnya jiwa nasionalisme dan pluralisme. Selamat berkarya para generasi muda Indonesia. (Mr.Pink)