PHDI SIDOARJO

Wednesday 1 February 2012

Apa Itu Hari Raya (Keagamaan) ?

Om Swastyastu. Kita sering melakukan prosesi suatu Hari Raya (Keagaamaan), namun kadang-kadang kita tidak mengerti makna yang terkandung dalam Hari Raya itu. Kita hanya melakukan sesuatu apa yang sudah diwariskan oleh para leluhur kita, tanpa mau tahu lebih dalam apa yang terkandung dibalik perayaan suatu Hari Raya. Berdasarkan beberapa bacaan sastra, saya ingin mengambil suatu kesimpulan bahwa Hari Raya (Keagamaan) ada suatu moment kita untuk melakukan introspeksi diri dan moment untuk melakukan pemujaan kepada Sang Pencipta dengan kualitas yang lebih baik, dari hari hari biasa. Barangkali untuk para ibu (ibu2 lagi2 jadi kambing hitam) kualitas yang lebih baik disini diterjemahkan mungkin sebelumnya membuat sesajen dari bahan yang biasa-biasa saja menjadi bahan-bahan yang lebih baik, misalnya : biasanya memakai jeruk lokal diganti dengan jeruk sankis, biasanya dengan apel lokal diganti dengan apel hongkong, biasanya dengan telor saja diganti dengan ayam goreng, biasa ke Pura dengan menggunakan baju dari kain Hero diganti dengan brokat yang lebih mahal he :-). Apakah itu salah? Oh tidak, asal semua dilakukan dengan tulus ikhlas dan suci nirmala dalam rangka sujud bhakti kepada Sang Pencipta (Hyang Widhi Wasa). Namun meningkatkan kualitas dimaksud tidaklah hanya terbatas dengan hal-hal yang kasat mata saja. Jauh lebih penting adalah bagaimana ketulusan hati kita dalam melakukan pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa misal : lebih kusuk, lebih konsentrasi, doanya lebih banyak, japanya lebih banyak, penyerahan diri secara total, meyakini bahwa alam ini semua adalah ciptaanNYA dan kuasaNYA. Akan lebih lengkap lagi jika kita melakukan Tapa Brata Yoga Semadi. Itulah sesungguhnya yang disebut pemujaan dengan kualitas yang lebih baik. Yakinlah bahwa dengan kita melakukan pemujaan dengan kualitas lebih baik, akan mendapat pahala yang lebih baik pula. Coba simak Slokantara 33 :

Kalinganya, yan purnama tilem kala sang sadhujana manghanaken puniadana bhakti, tunggal mulih dasa ika de bhatara. Kunang yan candragrahana suryagrahana, kala sang sadhujana manghanaken punia dana bhakti, tunggal mulih satus ike de bhatara. Kunang yan Kanya gata, kala sang sadhujana manghanaken punia dana bhakti, tunggal mulih sewu ike de bhatara. Kunang yan sedeng yuganta, kala sang sahdujana manghanaken punida dana bhakti, tuggal mulih tanpe hingan ike de bhatara. Kengetakna de sang mangusir kapradhanaan ike.

Jika kita melakukan dana punia lan bhakti pada saat purnama tilem, maka akan membawa pahala sepuluh kali dari apa yang kita yadnyakan. Jika kita melakukan dana punia lan bhakti pada saat gerhana bulan atau gerhana matahari, maka akan membawa pahala seratus kali. Jika kita melakukan dana punia bhakti, pada saat hari besar atau hari suci, maka membawa pahala seribu kali. Dan jika kita lakukan pada akhir dari Yuga, maka akan membawa pahala kebaikan tak berhingga.

Demikianlah sedikit pencerahan sehubungan kita dalam rangka merayakan Hari Raya Galungan 1 Februari 2012, semoga ada manfaatnya. Om Santih Santih Santih om. (Mr. Pink)

1 comment: