Sore hari 29 Maret 2013
tepat jam 17.00 rombongan keluarga besar Trah Dalem Tarukan sebanyak
10 bus ( 450 orang) tiba di Pura Penataran Agung Margo Wening,
Krembung Sidoarjo. Pengurus RT. Pura menyambut rombongan ini dengan
antusias dan penuh kekeluargaan.
Banyak diantara mereka
sudah sepuh-sepuh dan sebagian kecil anak-anak yang berumur 10-15
tahun. Begitu tiba sebagian pemedek ini istirahat di bale panjang
nistha mandala, sebagian lagi ada yang langsung mandi membersihkan
diri. Hujan lebat langsung menyambut rombongan ini, sehingga yang
tadinya udara agak panas menjadi dingin, ini menandakan Hyang Widhi
telah memberikan anugrah berupa Tirtha yang langsung turun dari
langit.
Persembahyangan bersama
dimulai pada jam 18.30 setengah jam setelah hujan berhenti. Halaman
mandala uttama langsung dipenuhi pemedek, mereka langsung melantumkan
kidung-kidung suci khas Bali selatan, suasana terasa hening, hidmat
dan udara sangat sejuk menambah malam itu sangat sakral dan magis.
Pengempon Pura juga bergantian melantumkan kidung-kidung suci budaya
jawa, sehingga kidung Bali dan Jawa menyatu memuja kebesaran Hyang
Widhi.
Setelah selesai
persembahyangan dilanjutkan dengan tarian rejang yang dibawakan oleh
Ibu-ibu Dalem Tarukan, meskipun sudah sepuh-sepuh tetapi mereka masih
dengan gesitnya menarikan tari rejang. Tepat pukul 20.10 istirahat
nunas paica Ida Bhatara (makan malam), Ibu-Ibu pengayah Pura Margo
Wening telah mempersiapkan konsumsi ini mulai pagi hari, kebetulan
juga Hari Jumat 29 Maret ini hari libur, sehingga banyak pengayah
dari pengempon Pura Margo Wening untuk mempersiapkan bahan upakara
Piodalan pada hari Sabtu Kuningan 6 April 2013.
Sesuai dengan permintaan
dari ketua rombongan agar malam itu juga diisi dengan Dharma Tula,
sehingga Ketua PHDI Sidoarjo, Ir. Nyoman Anom Mediana, Sag telah
mempersiapkan materi tentang sejarah candi candi di Jawa Timur dan
juga Candi Ceto di kabupaten Karang Anyar Jawa Tengah. Sedangkan
Ketua RT. Pura Margo Wening, Nyoman Komin, SH.MH dan Nyoman Simpen
menjelaskan sejarah pura Margo Wening dan hubungannya dengan Gunung
Penanggungan dan Petirthaan Jolotundo. Diskusi ini semakin hangat
beberapa pertanyaan yang cukup sulit untuk dijawab. Jero mangku
Nyoman Widia dari rombongan Dalem Tarukan juga menjelaskan sejarah
Dalem Tarukan, yang keberadaannya di Bali setelah Bali Pulina
ditaklukan oleh Maha Patih Gajah Mada, dari Majapahit. Jero Mangku
menjelaskan bahwa Dalem tarukan merupakan keturunan langsung dari Sri
Kresna Kepakisan, raja pertama yang berasal dari Majapahit.
Malam sudah menunjukan
jam 23.00 diskusi akhirnya di tutup dengan parama santhi.karena pagi
jam 06.00 setelah makan pagi, rombongan melanjutkan perjalanan ke
Petilasan Majapahit di Trowulan, kemudian ke Pura Empu Baradah di
Pamenang Kediri, dan Candi Ceto di Karang Anyar Jawa Tengah.
(nyoman simpen)
No comments:
Post a Comment